Anak
belajar tanggung jawab bisa dimulai dengan hal-hal kecil. Beri
kesempatan ia melakukan sendiri apa yang mampu ia kerjakan, tanpa
paksaan.
Anak 5 tahun bisa diberi tanggung jawab. Anda dapat mulai dari hal-hal kecil kesehariannya. Perhitungkan pula porsi tanggung jawab agar proporsional bagi anak seusianya.
Misalnya Anda tidak nyaman melihat anak ogah-ogahan saat disuruh mandi atau menyiapkan diri untuk pergi sekolah. Gunakan momen ini untuk mengajar tanggung jawab, antara lain dengan memintanya berpakaian dan bersepatu sendiri tanpa Anda bantu. Setelah itu ia dapat mengambil sarapannya dan makan sendiri tanpa mengganggu kesibukan pagi Anda.
Yang penting, anak menjalankan tanggung jawabnya tanpa merasa dipaksa. Jika ia mengerjakan tugasnya dengan baik, ia senang Anda memberinya pujian atau ia merasa sudah menjadi 'anak besar' yang bisa diandalkan. Anak pun memiliki rasa percaya diri tinggi.
Untuk membantu anak belajar tanggung jawab, Anda perlu mengingatkan apa saja yang ia perlukan untuk menjalankan tanggung jawabnya. Saat Anda tahu makanan ikannya hampir habis, tanyakan kapan ia perlu membeli makanan ikan lagi.
Ciptakan suasana menyenangkan ketika menjalankan tanggung jawab Misalnya, saat menyirami tanaman, Anda bisa mengajaknya bermain air sekaligus.
Bisa saja terjadi di suatu hari si 5 tahun mogok menjalankan tanggung jawabnya. Sebaiknya Anda tak mengungkapkan rasa kecewa atau marah karena ulahnya. Lebih baik katakan dengan halus, ”Biasanya kamu memberi makan ikan dulu sebelum berangkat sekolah.”
Anda juga harus berhati-hati. Hindari mengatakan hal negatif soal bagaimana ia menjalankan tanggung jawabnya. Lebih baik beri dia pujian dan dukungan saat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
Yang juga penting adalah memberi contoh dalam keseharian. Anak selalu melihat apakah Anda meletakkan kunci mobil pada tempatnya? Apakah selesai makan Anda meninggalkan piring kotor begitu saja atau langsung mencucinya? Anda memang role model utama anak!
Anak 5 tahun bisa diberi tanggung jawab. Anda dapat mulai dari hal-hal kecil kesehariannya. Perhitungkan pula porsi tanggung jawab agar proporsional bagi anak seusianya.
Misalnya Anda tidak nyaman melihat anak ogah-ogahan saat disuruh mandi atau menyiapkan diri untuk pergi sekolah. Gunakan momen ini untuk mengajar tanggung jawab, antara lain dengan memintanya berpakaian dan bersepatu sendiri tanpa Anda bantu. Setelah itu ia dapat mengambil sarapannya dan makan sendiri tanpa mengganggu kesibukan pagi Anda.
Yang penting, anak menjalankan tanggung jawabnya tanpa merasa dipaksa. Jika ia mengerjakan tugasnya dengan baik, ia senang Anda memberinya pujian atau ia merasa sudah menjadi 'anak besar' yang bisa diandalkan. Anak pun memiliki rasa percaya diri tinggi.
Untuk membantu anak belajar tanggung jawab, Anda perlu mengingatkan apa saja yang ia perlukan untuk menjalankan tanggung jawabnya. Saat Anda tahu makanan ikannya hampir habis, tanyakan kapan ia perlu membeli makanan ikan lagi.
Ciptakan suasana menyenangkan ketika menjalankan tanggung jawab Misalnya, saat menyirami tanaman, Anda bisa mengajaknya bermain air sekaligus.
Bisa saja terjadi di suatu hari si 5 tahun mogok menjalankan tanggung jawabnya. Sebaiknya Anda tak mengungkapkan rasa kecewa atau marah karena ulahnya. Lebih baik katakan dengan halus, ”Biasanya kamu memberi makan ikan dulu sebelum berangkat sekolah.”
Anda juga harus berhati-hati. Hindari mengatakan hal negatif soal bagaimana ia menjalankan tanggung jawabnya. Lebih baik beri dia pujian dan dukungan saat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.
Yang juga penting adalah memberi contoh dalam keseharian. Anak selalu melihat apakah Anda meletakkan kunci mobil pada tempatnya? Apakah selesai makan Anda meninggalkan piring kotor begitu saja atau langsung mencucinya? Anda memang role model utama anak!
Yuk, latih
rasa tanggung jawab, sekaligus jujur dan berani pada diri anak melalui
seminar di Jakarta Kids Festival 2013, bersama Hanifah Ambadar dari
Mommiesdaily dan moderator Tenik Hartono, CCO & Pemimpin Redaksi
Ayahbunda.
0 comments:
Post a Comment
santun berbahasa dan seksama dalam berpikir