13:39
0
TRIBUNLAMPUNG.co.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim mengimbau kepada semua pihak agar tidak berlebihan merayakan pergantian tahun yang akan datang. Demikian dikatakan Drs H Hamri Has, Ketua Umum MUI Kaltim di ruang kerjanya, Selasa (10/12/2013).
Menurut Hamri, salah satu hal positif yang bisa dilakukan dalam moment pergantian tahun adalah melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah terjadi sebagai bahan masukan untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
"Dalam agama Islam, Al Quran mengatakan, wahai orang - orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah. Hendaknya setiap pribadi mau mengevaluasi apa yang terjadi di masa silam. Dalam memprogram masa yang akan datang. Ini petunjuk dari Al Quran," kata Hamri.
Selama ini banyak kegiatan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan masyarakat dalam setiap acara pergantian tahun. Bukan hanya membutuhkan biaya besar, kegiatan tersebut juga menurut Hamri berpotensi menumbulkan gangguan kenyamanan masyarakat lainnya. Seperti pesta kembang api dan mercon, berkumpul ramai - ramai, aksi konvoi kendaraan di jalan sambil menunggu pergantian tahun, juga bisa memicu hal - hal negatif seperti kecelakaan lalu lintas dan tawuran. Pemerintah juga diminta untuk menetibkan tepat - tempat hiburan malam agar tidak melampaui batas etika moral dalam moment pergantian tahun.
"Yang baik itu kita teruskan, kita tingkatkan. Kalau ternyata tidak baik jangan diteruskan kalau misalnya menimbulkan hal - hal yang bersifat negatif," kata Hamri.
Belum lagi besarnya biaya yang harus dirogoh untuk melaksanakan perayaan pergantian tahun tersebut. Alangkah lebih baiknya kata Hamri, sesuai ajaran Islam adalah lebih baik dana yang ada digunakan untuk menggembirakan sesama yang kurang beruntung.
MUI Kaltim juga menghimbau, agar masyarakat membudayakan doa awal tahun dan akhir tahun di masjid atau mushala, syurau dan tempat - tempat suci untuk mendapatkan barokah dan perlindungan dari Allah SWT sepanjang tahun 2014.
"Padahal, berapa banyak anak rakyat kita yang masih berkekurangan. Tidak bisa masuk rumah sakit karena tidak bisa bayar, tidak bisa beli obat. Ada yang tidak bisa pakai seragam sekolah, akhirnya ada sanksi - sanksi dari sekolah," kata Hamri.
"Islam kan mengatur kalau hari raya itu banyak - banyaklah sedekah, infaq, zakat dan sebagainya. Menggembirakan orang yang berkekurangan," tambah Hamri.

0 comments:

Post a Comment

santun berbahasa dan seksama dalam berpikir