TRIBUNLAMPUNG.co.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim mengimbau kepada semua pihak agar
tidak berlebihan merayakan pergantian tahun yang akan datang. Demikian
dikatakan Drs H Hamri Has, Ketua Umum MUI Kaltim di ruang kerjanya,
Selasa (10/12/2013).
Menurut Hamri, salah satu hal positif
yang bisa dilakukan dalam moment pergantian tahun adalah melakukan
evaluasi terhadap apa yang sudah terjadi sebagai bahan masukan untuk
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
"Dalam agama Islam,
Al Quran mengatakan, wahai orang - orang yang beriman, bertaqwalah kamu
kepada Allah. Hendaknya setiap pribadi mau mengevaluasi apa yang terjadi
di masa silam. Dalam memprogram masa yang akan datang. Ini petunjuk
dari Al Quran," kata Hamri.
Selama ini banyak kegiatan yang
sebenarnya tidak perlu dilakukan masyarakat dalam setiap acara
pergantian tahun. Bukan hanya membutuhkan biaya besar, kegiatan tersebut
juga menurut Hamri berpotensi menumbulkan gangguan kenyamanan
masyarakat lainnya. Seperti pesta kembang api dan mercon, berkumpul
ramai - ramai, aksi konvoi kendaraan di jalan sambil menunggu pergantian
tahun, juga bisa memicu hal - hal negatif seperti kecelakaan lalu
lintas dan tawuran. Pemerintah juga diminta untuk menetibkan tepat -
tempat hiburan malam agar tidak melampaui batas etika moral dalam moment
pergantian tahun.
"Yang baik itu kita teruskan, kita tingkatkan.
Kalau ternyata tidak baik jangan diteruskan kalau misalnya menimbulkan
hal - hal yang bersifat negatif," kata Hamri.
Belum lagi besarnya
biaya yang harus dirogoh untuk melaksanakan perayaan pergantian tahun
tersebut. Alangkah lebih baiknya kata Hamri, sesuai ajaran Islam adalah
lebih baik dana yang ada digunakan untuk menggembirakan sesama yang
kurang beruntung.
MUI Kaltim juga menghimbau, agar masyarakat membudayakan doa
awal tahun dan akhir tahun di masjid atau mushala, syurau dan tempat -
tempat suci untuk mendapatkan barokah dan perlindungan dari Allah SWT
sepanjang tahun 2014.
"Padahal, berapa banyak anak rakyat kita
yang masih berkekurangan. Tidak bisa masuk rumah sakit karena tidak bisa
bayar, tidak bisa beli obat. Ada yang tidak bisa pakai seragam sekolah,
akhirnya ada sanksi - sanksi dari sekolah," kata Hamri.
"Islam kan
mengatur kalau hari raya itu banyak - banyaklah sedekah, infaq, zakat
dan sebagainya. Menggembirakan orang yang berkekurangan," tambah Hamri.
0 comments:
Post a Comment
santun berbahasa dan seksama dalam berpikir