TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Muhammad Fadillah alias Mamad ikut berdemo bersama warga Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. Itu karena ia juga merasakan sulitnya melintasi ruas jalan Kecamatan Pardasuka tersebut.
Dia merasa  jalan merupakan kepentingan umum sehingga dia juga berhak berdemonstrasi. "Saya bertindak sebagai korlap (koordinator lapangan), untuk menjaga supaya warga tidak bertindak anarkis," ungkapnya, Kamis (5/12/2013).
Sebab, menurut dia, ada beberapa oknum tertentu yang berupaya memanfaatkan aksi warga itu. Sehingga, dia bertindak sebagai korlap supaya warga tidak terprovokasi.
Bahkan, lanjut dia, dalam tragedi pelemparan air mineral gelas kepada Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat, ia sudah melarang massa untuk tidak melakukan itu.
Tidak hanya itu, saat dipenghujung aksi. Muhammad juga  telah mengarahkan warga supaya naik ke mobil untuk menyudahi aksi. Akan tetapi, yang tidak dimengerti Muhammad, ia dipaksa turun dari kendaraan komando aksi dan diseret masuk ke kantor Bupati Pringsewu oleh polisi dan Satpol PP.
Dia mengaku selama diseret itu telah menerima perlakuan kekerasan fisik. "Sampai sekarang sakit kepala saya," katanya.(dik)

0 comments:

Post a Comment

santun berbahasa dan seksama dalam berpikir