Etika berpuasa
Imam Ghozali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan:
1. Tidaklah sebaiknya (sebagai seorang yang murid) kamu hanya berpuasa
pada bulan Ramadhan saja lalu kamu tinggalkan puasa sunnah dan amalan
yang ditujukan untuk mendapatkan tingkatan yang tinggi di sorga,
sehingga kamu menyesal nantinya ketika memandang posisi orang-orang yang
berpuasa di sorga, seperti kamu memandang bintang-bintang yang tinggi,
mereka tinggal di tempat yang sangat mulia.
2. Hari-hari mulia yang ditegaskan oleh riwayat-riwayat sebagai hari
yang berkeutamaan dan berpahala besar apabila berpuasa di dalamnya,
yaitu: hari Arafah untuk orang yang tidak melaksanakan Haji, hari Asyura
(10 Muharram), 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah, 10 hari pertama bulan
Muharram, bulan Rajab, Syaban, puasa pada bulan-bulan Haram merupakan
keutamaan, yaitu bulan Dzul Qadah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab, satu
menyendiri dan tiga berurutan. Inilah hari-hari dianjurkan puasa dalam
setahun.
Adapun puasa dalam setiap bulan adalah: awal bulan, tengah bulan dan
akhir bulan, hari-hari putih yaitu tanggal 13, 14 dan 15, adapun puasa
mingguan adalah hari Senin, Kamis dan Jumat. Dosa mingguan dihapus
dengan puasa Senin, Kamis dan Jumat. Dosa bulanan dihapus dengan puasa
awal bulan, pertengahan bulan, akhir bulan dan hari-hari putih dan dosa
tahunan dihapus dengan semua puasa di atas.
3. Jangalah kamu kira, ketika kamu puasa, bahwa puasa adalah
meninggalkan makan dan minum dan berhubungan suami istri saja.
Rasulullah saw bersabda Banyak orang yang puasa tapi sejatinya puasanya
hanya lapar dan dahaga. Kesempurnaan puasa juga dengan menjaga anggota
tubuh semuanya dari apa yang dibenci Allah saw. Seperti halnya kamu
harus menjaga matamu dari melihat pemandangan yang tercela, menjaga
lisanmu dari berbicara yang tidak perlu, menjaga telingamu dari
mendengarkan yang diharamkan Allah. Orang yang mendengarkan adalah mitra
dari yang berbicara, maka termasuk pelaku Ghiibah. Begitu juga kamu
harus kendalikan semua anggota tubuhmu seperti kamu mengendalikan perut
dan kemaluanmu. Dalam sebuah hadist disebutkan Lima perkara yang
membatalkan puasa, yaitu bohong, membicarakan orang lain, adu domba,
sumpah palsu dan melihat dengan syahwat. Rasulullah saw juga bersabda
Puasa adalah pengendali, apabila kalian berpuasa maka jangan berbuat
dosa, jangan berbuat kefasikan, jangan berbuat bodoh, apabila seseorang
datang ingin memerangi atau mengajak perang mulut, hendaklah ia berkata
bahwa saya sedang puasa.
4. Kamu juga harus berusaha untuk berbuka dengan makanan yang halal,
jangan berlebih-lebihan sehingga melebihi apa yang biasanya kamu makan
pada malam hari, maka tidak ada bedanya kalau kamu makan kebiasaan dua
porsi dalam satu kali makan. Sesungguhny tujuan dari puasa adalah
mengendalikan hawa nafsu dan melemahkan kekuatan nafsumu agar kamu kuat
dalam menjalankan ketaqwaan. Kalau kamu makan pada malam hari dengan
porsi sebanyak apa yang biasanya kamu lewatkan pada siang hari, maka
tidak ada gunanya puasamu, kamu juga telah memberatkan pencernaanmu.
Tidak ada perut yang dibenci Allah kecuali perut yang kepenuhan dengan
perkara halal, bayangkan kalau itu kepenuhan dengan perkara haram?
5. Setelah kamu pahami makna puasa, maka perbanyaklah berpuasa
semampumu, sesunggunya puasa adalah landasan dari semua ibadah dan
pembuka bagi kedekatanmu kepada Allah. Rasulullah saw bersabda: Allah
berfirman semua perkara baik akan diberi imbalan dengan 10 kali lihar
sampai 700 kali lipat kecuali puasa, sesunggunnya itu hanya untukKu dan
Akulah yang akan menentukan balasannya. Rasulullah saw juga bersabda
Demi Dzat yang memiliki diriku di Tangannya, sesungguhnya bau mulut
orang yang berpuasa lebih wangi di mata Allah dari aroma misik, Allah
swt berfirman Dia telah meninggalkan syahwatnya, makananya, minumannya
demi Aku, puasa adalah untukKu dan Aku yang berham membalasnya.
Rasulullah saw bersabda Di sorga ada pintu yang disebut Rayyan, pintu
itu hanya boleh dimasuki orang-orang yang suka berpuasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
santun berbahasa dan seksama dalam berpikir